Diberdayakan oleh Blogger.

Kebersamaan dalam Pembuatan Tubes Tekom


Semester dua adalah semester yang cukup berat karena semua mata kuliah ada tugas besarnya, terkecuali olahraga. Salah satu tugas besar (tubes) yang cukup berat adalah Teknik Komunikasi (Tekom). Di mata kuliah ini kami mendapat tugas membuat film, poster, serta blog kelompok mengenai salah satu dari tema yang disediakan, yaitu Visit Jateng, Mass Transportasi, serta The City of Canals.
            Kelompok 5B adalah kelompok kami yang beranggotakan 10 orang, 5 cewek dan 5 cowok. 5 cewek tersebut antara lain Aulia Dwi Zulhida, Fadhilah Mifta Firdaus, Siti Dea Rakhmania, Efri Sestiyani, serta Chyta Arini. Sedangkan 5 cowok lainnya aalah Rizky Ridho, Elrizky Jazwan, Martha Pratama, Mohd. Abi Rafdi, serta Juan Anthony.
            Awalnya kami memberi nama kelompok kami dengan Bismillah Production, nama itu sebenarnya hanya si Ridho yang setuju karena yang lain menganggap nama itu kurang kece. Namun berjalannya waktu akhirnya nama itu diterima juga oleh anggota kelompok yang lain. Saat pengerjaan tubes kami sudah setengah perjalanan, tiba-tiba si Ridho mengusulkan untuk mengganti nama menjadi Sosone, karena menurut dia kalau Bismillah terkesan terlalu religi dan bisa dianggap Film NII. Akhirnya, kami semua sepakat untuk memilih nama Sosone. Sosone sebenarnya dari kata jawa isa-isa ne, atau dalam bahasa indonesia ‘bisa-bisanya’.
            Salah satu tubes tekom yang paling berat yaitu membuat film. Film kami berjudul “Kiri Mas!”, judul itu ide Abi karena terinspirasi dengan orang-orang yang ingin turun dari angkot mengatakan ‘kiri mas’. Film Kiri Mas! bertema Mass Transportasi dan kami lebih menonjolkan transportasi massalnya adalah angkot karena di sekitar kampus UNDIP Tembalang yang sering digunakan adalah angkot. Kami mengambil gambar film juga hampir seluruhnya di  area kampus UNDIP Tembalang.
            Saat kumpul kelompok dan pengambilan gambar masalah utamanya yaitu tidak on-time. Hal itu membuat semua jadwal yang direncanakan di awal akhirnya berubah semua. Take gambar yang pertama kami lakukan yaitu mengambil adegan Martha dan Efri berangkat kuliah naik sepeda. Syuting perdana tersebut adalah syuting yang paling membuang-buang duit karena menyewa sepeda sampai 28ribu rupiah namun sebenanya hanya dipakai sejam. Semua itu disebabkan oleh Ridho yang ternyata belum siap dengan handycam nya dan harus mengambil dulu di rumahnya, Semarang bawah. Sedangkan pengambilan gambar yang terakhir kita di angkot dan menjadi inti dari film kita. Demi hasil yang maksimal kami harus meyewa angkot.
            Hal yang selalu kami ingat adalah saat kami mengambil gambar suasana kemacetan di Semarang bawah. Kami ke bawah naik mobil yang dikendarai Ridho, dimana kata Dea si Ridho belum mahir menyetir apalagi saat di tanjakan. Apa yang dikatakan Dea ternyata benar, di awal perjalanan saat mau belok ke totem di tanjakan mobilnya mati, dan kami yang berada di dalam mulai panik, namun beruntung si Ridho dapat mengatasinya. Kedua, saat keluar dari kosan Efri yang jalannya lumayan sempit, Ridho menyerempet tiang sehingga mobilnya lecet (semoga saja bapaknya tidak marah, hehehe). Yang terakhir dan yang paling parah yaitu ketika di Semarang bawah mau putar arah tepat di tengah-tengah jalan mobilnya kembali mati, sehingga menyebakan kemacetan yang cukup panjang (ke bawah niatnya cari kemacetan malah bikin macet sendiri, hahaha).
            Dalam pengerjaan tubes ini kami mempunyai basecamp khusus, yaitu rumah Dhila. Setiap kali kumpul ngerjain tugas selalu di rumah itu karena di rumah itu bebas bisa tiduran pula, berasa di rumah sendiri. Saat kami kumpul bisa sampai malam, jam 23.00 bahkan tengah malam, tapi seru sih.
            Kelompok sosone gila anak-anaknya, mereka mempunyai kata-kata andalan. Si Jazwan selalu mengatakan “Indonesiaaa, Indonesiaa” kalau menemukan hal aneh. Juan dengan kata “mualesi” nya, sedangkan Dhila “itu tidak benar, propaganda”. Lalu si Chyta bilang “terus, masalah buat gue?”. Dan Masih banyak kata-kata andalan yang lain namun saya lupa saat mengetik cerita ini.
            Semoga tubes kelompok 5B mendapat nilai A+ dan menjadi kelompok terbaik (amin ya Allah). Sudah sekian dulu cerita tentang pengalaman mengenai tubes tekom, karena saya bingung harus menulis apa lagi. Jika ada salah-salah kata dan menyinggung saya mohon maaf. Semoga bermanfaat walaupun sedikit, terimakasih. J

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar